Peran Strategis Ormas Keagamaan Kristen dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih: Menyorot Rendahnya Partisipasi Politik Pada Pilkada Kota Bekasi 2024

– RONALD STEVLY ONIBALA –

Rohaniawan/Akademisi/Jurnalis/Alumni TOT Taplai Angkatan III 2022 Lemhannas RI

REPORTASEBEKASI.ID – Rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 Kota Bekasi menjadi perhatian serius bagi semua pihak, termasuk organisasi kemasyarakatan (Ormas) berbasis keagamaan Kristen. Sebagai pilar moral dan sosial masyarakat, institusi ini memiliki tanggung jawab besar dalam mencerdaskan warga gereja terkait hak dan tanggung jawab politik mereka.

Gambar ilustrasi literasi Politik 

Literasi Politik: Tanggung Jawab Bersama

Hak memilih dalam pemilu bukan hanya sekadar hak konstitusional, tetapi juga tanggung jawab moral sebagai warga negara. Sayangnya, kurangnya literasi politik di kalangan umat Kristiani sering kali menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat partisipasi. Ormas keagamaan Kristen harus menjadi agen literasi yang aktif dalam mengedukasi warga gereja untuk memahami pentingnya menggunakan hak suara, serta bahaya dari sikap golput yang dapat merugikan kepentingan bersama.

Golput atau tidak menggunakan hak pilih merupakan bentuk pengingkaran terhadap tanggung jawab sebagai warga negara. Dalam perspektif iman Kristen, peran aktif dalam politik adalah bagian dari panggilan untuk memelihara dunia dan memajukan kesejahteraan umum. Ormas Kristen harus berani mengingatkan umat bahwa suara mereka adalah bagian penting dalam menjaga keutuhan bangsa dan memajukan toleransi.

Meninggalkan Pola Hura-Hura Rohani

Kerap kali Ormas keagamaan Kristen hanya menjadi ajang kumpul-kumpul untuk kegiatan rohani tanpa membahas isu strategis yang memengaruhi kehidupan masyarakat secara luas. Hura-hura spiritual ini berpotensi mengaburkan panggilan sejati untuk menjadi garam dan terang dunia. Kegiatan rohani harus diimbangi dengan tanggung jawab sosial dan politik, termasuk mendidik warga gereja tentang pentingnya memilih pemimpin yang nasionalis, pluralis, dan memperjuangkan kesetaraan.

Kegiatan spiritual memang penting untuk memperkuat iman dan membangun komunitas yang solid. Namun, jika hanya menjadi ajang kumpul-kumpul tanpa dampak nyata bagi masyarakat luas, hal ini bisa menjadi kontra-produktif. Gereja dan Ormas Kristen harus kembali pada panggilan utama sebagai garam dan terang dunia, termasuk dalam konteks sosial dan politik. Pengabaian terhadap peran ini berpotensi membuat umat kehilangan kesempatan untuk berkontribusi dalam menentukan arah bangsa.

Berani Menentukan Sikap Politik

Ormas keagamaan Kristen tidak boleh terpecah belah oleh kepentingan sesaat atau kelompok tertentu. Sebaliknya, mereka harus berani mengambil sikap politik yang jelas dengan menyuarakan pentingnya memilih pemimpin yang menjunjung nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan keadilan. Persatuan di antara Ormas Keagamaan Kristen sangat penting untuk memastikan bahwa suara umat tidak terpecah dan tetap diarahkan pada kepentingan yang lebih besar, yaitu kesejahteraan bersama.

Ormas Kristen juga perlu berani bersatu dalam menyuarakan dukungan terhadap calon pemimpin yang memperjuangkan nasionalisme dan toleransi. Sikap apatis hanya akan memperkuat kelompok yang memiliki agenda bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan. Persatuan dalam keberagaman, termasuk dalam mendukung pemimpin yang sejalan dengan visi keindonesiaan, merupakan wujud nyata dari iman yang bekerja dalam kasih.

Mengatasi Rendahnya Partisipasi Pemilih

Dalam konteks Pilkada Kota Bekasi, rendahnya partisipasi pemilih mencerminkan minimnya kesadaran politik di kalangan masyarakat, termasuk umat Kristiani. Ormas keagamaan Kristiani perlu aktif mengadakan diskusi, seminar, atau forum-forum literasi politik yang memberikan pemahaman kepada jemaat tentang proses pemilu, kriteria pemimpin yang baik, serta dampak dari setiap suara yang diberikan. Kegiatan ini akan membantu membangun kesadaran politik yang lebih tinggi di kalangan warga gereja.

Membangun Kesadaran sebagai Warga Negara

Dalam perspektif iman Kristen, berpartisipasi dalam pemilu adalah bagian dari tanggung jawab sebagai warga negara yang baik. Ormas Kristen memiliki mandat untuk mengingatkan umat bahwa iman dan kehidupan berbangsa tidak dapat dipisahkan. Menjadi warga negara yang proaktif dalam politik adalah bagian dari panggilan untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat.

Edukasi ini bukan berarti memaksakan pilihan tertentu, melainkan membantu umat memahami kriteria pemimpin yang baik: pemimpin yang nasionalis, toleran, dan mampu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Masyarakat harus diberikan pemahaman bahwa memilih pemimpin bukan hanya hak, tetapi juga tanggung jawab moral sebagai warga negara yang baik.

Kesimpulan

Ormas keagamaan Kristen memiliki peran strategis dalam meningkatkan literasi politik umat dan memastikan partisipasi aktif dalam pemilu. Dengan meninggalkan pola kegiatan yang hanya bersifat seremonial dan berfokus pada edukasi politik, Ormas Kristen dapat membantu umat memahami pentingnya memilih pemimpin yang nasionalis dan pluralis. Persatuan dan keberanian menentukan sikap politik yang jelas akan menjadi kunci untuk mendorong terciptanya masyarakat yang lebih adil, toleran, dan sejahtera.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *