REPORTASEBEKASI.ID – Dalam beberapa waktu terakhir, media sosial diramaikan dengan tagar #KaburAjaDulu. Fenomena ini mencerminkan keprihatinan anak muda terhadap berbagai permasalahan bangsa yang dianggap jauh dari ekspektasi mereka. Beragam isu seperti ketidakpastian ekonomi, sulitnya lapangan kerja, kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat, hingga minimnya ruang bagi anak muda untuk berkontribusi dalam perubahan sosial menjadi pemicu utama di balik viralnya tagar ini.
Makna di Balik Tagar #KaburAjaDulu
Tagar #KaburAjaDulu bukan sekadar ungkapan spontan atau sekadar tren sesaat. Banyak anak muda yang menggunakannya sebagai bentuk ekspresi kekecewaan terhadap kondisi negara yang mereka rasa tidak memberikan harapan. Tagar ini muncul dalam berbagai konteks, mulai dari keluhan terhadap sistem pendidikan yang tidak relevan dengan kebutuhan industri, gaji yang rendah dibandingkan biaya hidup, hingga ketidakpercayaan terhadap kebijakan pemerintah dalam menangani isu-isu sosial dan ekonomi.
Dampak dan Reaksi Masyarakat
Viralnya #KaburAjaDulu menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat. Sebagian pihak menganggapnya sebagai bentuk keputusasaan generasi muda yang lebih memilih lari dari permasalahan ketimbang berjuang mencari solusi. Namun, di sisi lain, banyak yang melihat ini sebagai alarm bagi pemangku kebijakan untuk lebih serius dalam menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi anak muda.
Tidak sedikit pula warganet yang mengaitkan tagar ini dengan meningkatnya tren “brain drain” atau fenomena anak muda berbakat yang lebih memilih bekerja atau menetap di luar negeri karena merasa peluang di dalam negeri semakin sempit.
Solusi dan Harapan
Dibalik pesimisme yang tergambar dalam tagar #KaburAjaDulu, masih ada harapan yang bisa dibangun. Anak muda sejatinya memiliki potensi besar dalam membawa perubahan, tetapi mereka membutuhkan dukungan, ruang kreatif, dan kebijakan yang berpihak kepada mereka. Pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta perlu berkolaborasi dalam menciptakan ekosistem yang lebih ramah bagi inovasi, kreativitas, serta kesejahteraan generasi muda.
Sebaliknya, anak muda juga perlu membangun ketahanan mental dan sikap kritis dalam menghadapi tantangan. Bukan hanya sekadar mengeluh, tetapi juga berupaya mencari solusi dengan cara yang kreatif dan inovatif.
Pada akhirnya, tagar #KaburAjaDulu bukan sekadar tren, melainkan refleksi dari keresahan generasi muda terhadap situasi bangsa. Ini adalah panggilan bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan aspirasi anak muda dan memberikan mereka ruang yang lebih besar dalam membangun masa depan yang lebih baik. Sebab, jika anak muda terus merasa tidak dihargai dan tidak memiliki masa depan di negerinya sendiri, bukan tidak mungkin eksodus talenta akan semakin menjadi kenyataan. (*)