REPORTASEBEKASI.ID – Korupsi adalah dosa yang merugikan banyak orang dan mencerminkan ketidakadilan. Di berbagai negara, korupsi telah menjadi penghalang bagi kesejahteraan masyarakat, menciptakan ketimpangan sosial, dan merusak kepercayaan publik terhadap pemimpin dan lembaga pemerintahan. Namun, lebih dari sekadar masalah sosial dan ekonomi, korupsi adalah persoalan moral dan spiritual yang tegas dikecam dalam Alkitab.
1. Tuhan Membenci Suap dan Ketidakadilan
Alkitab dengan jelas menentang segala bentuk penyuapan dan ketidakadilan. Tuhan menghendaki umat-Nya hidup dalam kebenaran dan menjunjung tinggi keadilan.
Ulangan 16:19:
“Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu, dan janganlah menerima suap, sebab suap membutakan mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar.”
Amsal 17:23:
“Orang fasik menerima suap dari dalam saku untuk membelokkan jalan hukum.”
Yesaya 1:23:
“Para pemimpinmu adalah pemberontak dan bersekutu dengan pencuri; setiap orang mencintai suap dan mengejar hadiah. Mereka tidak membela hak yatim piatu, dan perkara janda tidak sampai kepada mereka.”
Suap membutakan keadilan dan menyebabkan penderitaan bagi mereka yang lemah. Para pemimpin dan individu yang terlibat dalam korupsi sering kali lebih mementingkan keuntungan pribadi dibanding kesejahteraan orang lain.
2. Hukuman bagi Koruptor dan Orang yang Tidak Jujur
Korupsi tidak hanya membawa kehancuran bagi masyarakat, tetapi juga mendatangkan hukuman dari Tuhan. Alkitab mengingatkan bahwa tindakan curang dan ketidakadilan adalah kekejian bagi Tuhan.
Amsal 11:1:
“Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan kepada batu timbangan yang tepat.”
Mikha 3:11:
“Pemimpin-pemimpinnya mengadili karena suap, imam-imamnya mengajar karena bayaran, dan nabi-nabinya meramal karena uang, padahal mereka bersandar kepada TUHAN dengan berkata: ‘Bukankah TUHAN ada di tengah-tengah kita? Malapetaka tidak akan menimpa kita!’”
Yehezkiel 22:12:
“Padamu orang menerima suap untuk menumpahkan darah, engkau mengambil riba dan bunga uang, engkau merampas keuntungan sesamamu dengan pemerasan, tetapi Aku telah kau lupakan, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”
Allah tidak tinggal diam melihat ketidakadilan. Mereka yang hidup dalam ketidakjujuran akan mengalami konsekuensi, baik di dunia maupun dalam penghakiman kekal.
3. Panggilan untuk Hidup Jujur dan Adil
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kejujuran dan menjauhi segala bentuk kecurangan. Alkitab menekankan pentingnya berkata benar dan bertindak adil dalam segala hal.
Matius 5:37:
“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat.”
Lukas 3:13-14 (Nasihat Yohanes Pembaptis kepada pemungut cukai dan tentara):
“Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu.”
“Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.”
2 Korintus 8:21:
“Karena kami memikirkan yang baik, bukan hanya di hadapan Tuhan, tetapi juga di hadapan manusia.”
Hidup dalam kejujuran tidak selalu mudah, terutama ketika dunia di sekitar kita dipenuhi dengan kompromi. Namun, orang percaya dipanggil untuk menjadi teladan dan berani menegakkan keadilan meskipun menghadapi tantangan.
4. Tuhan Akan Mengadili Koruptor
Tuhan tidak akan membiarkan ketidakadilan berlangsung selamanya. Dia adalah Hakim yang adil, yang akan membalas setiap perbuatan manusia, baik maupun buruk.
Pengkhotbah 5:7:
“Jika engkau melihat di suatu tempat orang miskin ditindas, hak dan keadilan dirampas, janganlah heran akan hal itu. Karena seorang penguasa mengawasi penguasa yang lebih tinggi, dan masih ada yang lebih tinggi dari mereka.”
Ibrani 13:5:
“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Tuhan mengingatkan bahwa manusia tidak boleh hidup untuk uang, tetapi harus percaya bahwa Dia cukup untuk mencukupi segala kebutuhan kita. Ketamakan sering kali menjadi akar dari korupsi, tetapi mereka yang percaya kepada Tuhan akan mengalami berkat dan pemeliharaan-Nya.
Kesimpulan: Hidup sebagai Terang di Tengah Dunia yang Korup
Korupsi adalah kejahatan yang dibenci Tuhan karena merusak keadilan, menyengsarakan rakyat, dan mencerminkan ketamakan manusia. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menegakkan keadilan, hidup dalam kejujuran, dan membawa perubahan di lingkungan kita.
Kita mungkin tidak bisa menghapus korupsi di dunia ini sepenuhnya, tetapi kita bisa menjadi terang dan garam dalam masyarakat dengan menolak segala bentuk ketidakjujuran dan berdiri di atas kebenaran.
“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.” (Matius 5:14)
Marilah kita menjadi teladan dalam integritas dan berani melawan korupsi dalam segala bentuknya. Tuhan beserta kita dalam perjuangan ini!
Penulis & Editor: Ronald S. Onibala